Kelebihan Pembelajaran Daring metode Blended learning - Masa pandemi yang mulai menyerang dunia sejak akhir tahun 2019 lalu benar-benar memberi pukulan keras. Banyak terjadi kelumpuhan pada berbagai sektor di semua negara. Mulai dari ekonomi, sosial, politik, hingga dunia pendidikan. Seketika semua aktivitas dan kebiasaan berubah, tidak terkecuali Indonesia.
Bahkan sejak Maret 2020 pemerintah mengeluarkan ketentuan untuk menjalani pemberlakuan bekerja dari rumah (WFH) dan juga melewati pendidikan jarak jauh dari rumah juga atau school from home (SFH).
Berbicara soal SFH, di sini saya bisa menceritakan dari dua sudut pandang. Pertama adalah sudut pandang sebagai orang tua yang memiliki dua anak yang duduk di bangku sekolah dasar dan taman kanak-kanak.
Bagi saya dan anak-anak yang tinggal di desa, belajar secara daring tidaklah efektif. Banyak kendala pembelajaran daring yang saya alami. Mulai dari susah sinyal, anak-anak tidak fokus belajar, pembelajaran tidak kondusif dan tidak kreatif. Kok bisa?
Bagaimana tidak, anak-anak jadi manja saat ada perintah mengerjakan tugas. Di awal-awal SFH, sulung nyaris jadi tidak mandiri. Banyak bertanya daripada paham pelajarannya. Ya maklum sih, baru awal banget melakukan metode belajar luring.
Sementara kekurangan pembelajaran daring dari kacamata saya sebagai seorang guru PAUD, saya jadi bingung bagaimana membangun kedekatan dengan siswa-siswi saya yang rata-rata usianya 2-4 tahun.
Belum lagi orang tua yang tidak bisa konsisten menemani anak-anak usia balita tersebut saat belajar. Alhasil, saat SFH berakhir, buku panduan belajar anak-anak masih banyak yang kosong.
Perintah yang saya berikan kepada orang tua agar menemani anak-anak belajar di rumah pun tidak semuanya diperhatikan. Maklum lagi nih, karena rata-rata orang tua siswa dan siswi saya adalah petani. Selain itu, dilihat dari pendidikan orang tuanya rata-rata lulusan sekolah menengah ke atas. Jadi melakukan sekolah online jadi sesuatu yang baru bagi mereka.
Geliat Pendidikan di Tengah Pandemi
Setelah saya menyebutkan beberapa kekurangan pembelajaran daring di atas, khususnya berdomisili di desa. Ternyata asumsi yang saya sampaikan belum sepenuhnya tepat..
Namun tahukah? Pemerintah tidak akan tinggal diam. Dunia pendidikan pun tidak kalah berusaha untuk tetap bisa menjalankan fungsinya di tengah pandemi.
Berbagai usaha dilakukan agar anak bangsa bisa mengenyam pendidikan secara daring (dalam jaringan/online). Namun, banyak pihak yang mengeluhkan betapa sulitnya belajar daring dari rumah. Terutama pihak orang tua yang harus menjalankan dua fungsi, apalagi mereka yang juga tetap harus bekerja.
Para siswa pun mengeluhkan bahwa memahami pelajaran dari rumah lebih sulit dibandingkan saat masih bersekolah luring (luar jaringan/offline) seperti biasanya.
Terlebih jika mereka kesulitan dalam hal ketersediaan media atau kuota. Di sisi lain para guru juga harus dituntut dalam hal “melek teknologi” sehingga mampu menghadirkan suasana belajar daring yang menyenangkan dan nyaman.
Pada awalnya sistem pembelajaran yang dilaksanakan melalui berbagai jenis perangkat atau gadget ini dirasakan cukup sulit. Hal ini disebabkan karena perubahan yang cukup mendadak.
Guru harus mampu melakukan pembelajaran bersama siswa di waktu yang sama dengan cara menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, atau menggunakan aplikasi video conference seperti zoom, google meet, ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Siswa dan orang tua pun mau tidak mau harus bisa menguasai dan belajar mengenai teknologi-teknologi baru ini.
Namun, seiring berjalannya waktu semua pihak mulai terbiasa dan tidak lagi merasa canggung. Hampir setahun sudah proses pembelajaran daring harus dijalani melalui jaringan. Berbagai pihak terus berupaya agar pendidikan tetap dapat dinikmati oleh generasi-generasi penerus bangsa. Adaptasi yang dilakukan mulai berkembang dan memunculkan ide-ide baru agar pendidikan semakin maju.
Seberapa Efektif Sih, Metode Pembelajaran Daring?
Sistem pembelajaran daring adalah sebuah cara pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka secara langsung antara guru dan siswa. Pembelajaran dilakukan melalui media yang terhubung dengan jaringan internet.
Pada sistem ini semua pihak benar-benar harus bekerjasaama agar pendidikan anak dapat terpenuhi dengan maksimal.
Memang jauh berbeda antara pembelajaran tatap muka dan online. Guru yang harus bekerja lebih keras menyiapkan media, metode dan menguasai teknologi untuk menghadirkan kelas virtual yang efektif, siswa yang dituntut lebih fokus dan harus mandiri memahami pelajaran, serta peran besar orang tua dalam membantu anak-anak mereka mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dari rumah meski mereka juga harus mencari nafkah.
Nah, saya pernah mengulas apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring bukan?
Lantas, apakah pembelajaran daring ini efektif?
Sistem belajar secara online ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait dengan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Setelah beberapa bulan berlalu, para guru dan siswa memang mengaku bahwa kelemahan pembelajaran daring di rumah tidak seefektif kegiatan belajar secara offline. Meski guru sudah mengirimkan rekaman atau video penjelasan materi, siswa terhalang dalam melakukan komunikasi atau bertanya langsung. Apalagi jika mereka berada di desa terpencil yang jauh dari jangkauan internet. Mau tidak mau harus bolak-balik ke sekolah untuk mengambil dan mengumpulkan tugas ke sekolah.
Mengenal Tentang Blended Learning, Metode Pembelajaran Daring yang Paling Menyenangkan
Metode blended learning (sistem pembelajaran campuran) sebenarnya sudah dikenal jauh sebelum pandemi berlangsung. Hanya saja usaha untuk mengembangkan dan menerapkan mulai lebih didalami ketika pandemi berlangsung.
Metode Blended learning atau metode hybrid adalah kombinasi pembelajaran yang dilakukan dengan dua arah, yakni memadukan belajar-mengajar face to face dengan konsep e-learning yang saat ini mengikuti perkembangan teknologi.
Blended learning mungkin bisa menjadi salah satu metode yang mampu mengubah tatanan pendidikan di Indonesia di masa pandemi. Dengan menggabungkan, mencampurkan, sekaligus mengombinasikan sistem pendidikan konvensional dengan sistem berbasis digital.
Di mana materi ajar dikemas dalam berbagai bentuk digital yang menarik untuk para siswa. Guru akan melakukan pengolahan audio, gambar dan tulisan yang kemudian dihadirkan dalam bentuk video, flip book, aplikasi game virtual, screen video dan berbagai bentuk lainnya.
Media-media ini kemudian dimasukkan ke dalam website atau aplikasi pembelajaran online yang nantinya bisa diakses oleh siswa kapan saja, di mana saja dan kapan saja.
Selain itu, ada pula sesi pertemuan virtual melalui sebuah ruang obrolan yang dapat menampilkan gambar seperti halnya video call. Para siswa dan guru pun dapat saling bertatap muka seperti halnya dalam sebuah kelas luring.
Pada sesi ini biasanya siswa dan guru akan menjalankan pembelajaran berupa diskusi, tanya jawab atau bermain edukasi. Melakukan presensi pun hanya perlu sekali klik dalam setiap sesi belajar.
7 Konsep Penting Metode Blended Learning
Metode pembelajaran ini dirasakan cukup menyenangkan dan efektif untuk digunakan dalam melaksanakan sistem belajar mengajar secara online.
Cara ini pun bisa digunakan di semua jenjang pendidikan, bahkan di dunia kerja. Memang butuh waktu dan tenaga untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan metode ini. Namun, dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, bukan tidak mungkin metode-metode ini akan terus dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Nah, berikut 7 Konsep Metode Blended Learning yang wajib Anda ketahui.
- Melakukan kesepakatan antara beberapa pihak, yakni guru, orang tua dan siswa
- Menganalisa infrastruktur antara sekolah, guru, dan siswa
- Memahami apa yang dimaksud live event dalam metode Blended learning
- Mengusung konsep tutorial yang mana guru sebagai tutor dengan menggunakan bahan ajar kreatif di era digital
- Kerjasama antara guru dan siswa
- Mengukur keberhasilan pembelajaran dengan assesment
- Evaluasi di akhir pembelajaran
Kelebihan Pembelajaran Daring Metode Blended Learning
Menilik dari 7 konsep di atas, tentunya akan muncul pertanyaan "Apakah pembelajaran daring metode Blended learning ini akan efektif dan membantu pendidikan saat pandemi ini?"
Nah, Anda perlu tahu apa saja kelebihan Pembelajaran Daring metode blended learning. Check it!
- Hemat waktu dan biaya
- Pembelajaran daring lebih efektif dan efisien
- Pembelajaran fleksibel tidak terbatas oleh waktu maupun ruang karena siswa berada di rumah
- Siswa lebih leluasa mengakses materi pembelajaran
- Guru dan siswa bisa berdiskusi secara virtual setelah sesi pembelajaran daring selesai
- Guru lebih fleksibel menambahkan materi kapan saja asal internet lancar
- Jangkauan pembelajaran daring lebih luas
- Pembelajaran daring lebih optimal
- Menarik perhatian belajar siswa dengan konsep pembelajaran baru
Kekurangan Pembelajaran Daring Metode Blended Learning
Jika ada keunggulan pembelajaran metode Blended learning, maka sewajarnya Anda harus mengetahui apa kelemahan belajar dari dengan teknik belajar satu ini. Check it!
- Pembelajaran tidak akan optimal jika sarana dan prasarana tidak mendukung
- Fasilitas belajar tidak merata sehingga membutuhkan evaluasi secara berkala
- Akses internet yang tidak lancar bisa menjadi hambatan pembelajaran Blended learning
- Guru diharapkan selalu kreatif agar siswa selalu tertarik belajar daring
Kesimpulan
Sekali lagi, berbicara pendidikan tidak ada metode belajar yang sempurna. Tentunya ada kelebihan dan kekurangan yang anda temui setiap harinya. Metode Blended learning harapannya bisa menjadi solusi teknik belajar-mengajar di Indonesia lebih baik lagi. Pun Anda juga harus saling memahami sekalipun metode belajar sudah terkonsep dengan apik. Di kemudian hari setelah proses evaluasi, kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring pastilah ada. So, bijak dalam bersikap ya. Jangan saling menyalahkan, tetapi gotong-royong demi menciptakan generasi unggul era digital jadikan tujuan utama memajukan pendidikan Indonesia.